Rabu, 22 April 2009

Kuliah Membaca

Latar Belakang

Kita tentu mengetahui bahwa membaca adalah kegiatan sarat manfaat. Karena itulah kemudian muncul slogan-slogan seperti “Buku jendela dunia.”, “Banyak baca, banyak tahu.”, “Baca, baca, baca”, dan lain-lain. Bahkan Barbara Tuchman pernah berkata bahwa “Buku adalah pengusung peradaban. Tanpa buku sejarah diam. Sastra bungkam, sains lumpuh. Pemikiran macet. Buku adalah mesin perubahan, jendela dunia, mercusuar yang dipancangkan di samudera waktu.”

Pernyataan ini tentu tidak salah karena pada abad XIII buku-buku di seluruh perpustakaan di Baghdad dibakar termasuk buku-buku pemikiran Islam. Sejak itulah masa kejayaan Islam menjadi surut. Kemudian, muncullah pernyataan bahwa jika ingin mengubah peradaban suatu bangsa, maka bakarlah semua buku dan gantilah dengan buku-buku baru yang sesuai peradaban yang ingin dibangun. Itulah manfaat besar buku secara umum.

Secara khusus, Jordan E. Ayan pernah menyatakan dalam bukunya yang berjudul ‘Bengkel Kreativitas’ bahwa membaca memiliki dampak positif bagi perkembangan kecerdasan, yaitu: 1) mempertinggi kecerdasan verbal/linguistik, karena dengan banyak membaca akan memperkaya kosakata, 2) meningkatkan kecerdasan matematis-logis dengan “memaksa” kita menalar, mengurutkan dengan teratur dan berpikir logis untuk dapat mengikuti jalan cerita atau memecahkan suatu misteri, 3) mengembangkan kecerdasan intrapersonal dengan mendesak kita merenungkan kehidupan dan mempertimbangkan kembali keputusan akan cita-cita hidup, dan 4) membaca dapat memicu imajinasi dengan mengajak kita membayangkan dunia beserta isinya, lengkap dengan segala kejadian, lokasi dan karakternya.

Manfaat membaca buku yang lain adalah membentuk karakter dan kepribadian. Karena itulah kemudian sering kita mendengar pernyataan bahwa apa yang kita baca sekarang, seperti itulah kita 20 tahun mendatang. Bahkan novel-novel sastra, komik, dan buku-fuku fiksi secara tidak langsung dapat mengubah karakter kita, sesuai dengan image yang ada dalam buku tersebut.

Dalam buku yang sama, Jordan E. Ayan juga menyebutkan bahwa televisi masih amat ketinggalan dibandingkan dengan buku. Televisi merupakan “media pasif” yang tidak mengajak kita berpartisipasi dalam belajar atau berpikir kreatif. Selain itu Joseph Brodsky, peraih Nobel Sastra tahun 1987, pernah menyatakan bahwa salah satu dari kejahatan yang lebih buruk daripada membakar buku adalah tidak membaca buku. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa bangsa yang buruk dan siap menghadapi kehancuran peradaban adalah bangsa yang tidak gemar membaca.


Program Kuliah Membaca Mahasiswa Pemula

Syarat Pendaftaran:
1. Program ini dibuka untuk umum
2. Usia tidak dibatasi
3. Pendidikan minimal bisa membaca dan menulis
4. Mempunyai blog atau web blog yang bisa diakses oleh umum
5. Pendaftaran tidak dipungut biaya apapun

Tata Cara Pendaftaran
1. Pendaftaran dibuka mulai pada saat tulisan ini diterbitkan dan tanpa diakhiri batas waktu, artinya kapan pun boleh mendaftar dan langsung mengikuti kegitan perkuliahan.
2. Mengirimkankan data diri yang mencantumkan Nama, Alamat Email dan Alamat Blog ke mahasiswapemula@gmail.com

Tata Cara Perkuliahan
1. Tiap dua minggu sekali, mahasiswa pemula diberi tugas untuk membaca minimal 1 buah buku yang kategori/temanya telah ditentukan.
2. Buku yang dibaca tidak harus beli, boleh pinjam, atau menyewa.
3. Buku yang dimaksud dapat berupa buku, makalah, majalah, modul, buku digital atau e-book.
4. Setelah membaca, tiap mahasiswa diwajibkan mencaritakan kembali dalam blog masing-masing. Cerita di sini tidak mengikat, dapat berupa ringkasan buku, hal-hal yang diperoleh setelah membaca, resensi buku, informasi seputar buku, atau pun informasi lain, dengan panjang tulisan tidak kurang dari 500 kata.
5. Tulisan harus sudah dimuat di blog sebelum batas waktu yang ditetapkan dalam tiap tugas.


1 komentar:

 

Copyright © 2009 by ɐʍsısɐɥɐɯ ıpɐɾuǝɯ ɹɐɾɐlǝq